latest articles

PERBEDAAN DRAMA DENGAN TEATER



PERBEDAAN DRAMA DENGAN TEATER

 Teater dan drama, memiliki arti yang sama, tapi berbeda uangkapannya.Teater berasal dari kata yunanikuno "theatron" yang secara harfiah berarti gedung/tempat pertunjukan. Dengan demikian maka kata teater selalu mengandung arti pertunjukan/tontonan. Drama juga dari kata yunanai 'dran' yang berarti berbuat, berlaku atau beracting. Drama cenderung memiliki pengertian ke seni sastra. Didalam seni sastra, drama setaraf denagn jenis puisi, prosa/esai. Drama juga berarti suatu kejadian atau peristiwa tentang manusia. Apalagi peristiwa atau cerita tentang manusia kemudian diangkat kesuatu pentas sebagai suatau bentuk pertunjukan maka menjadi suatu peristiwa Teater. Kesimpulan teater tercipta karena adanya drama
Read more

PENGERTIAN DRAMA DAN TEATER





BEBERAPA PENGERTIAN
Kata drama berasal dari bahasa Yunani Draomai yang berarti berbuat, berlaku, bertindak. Jadi drama bisa berarti perbuatan atau tindakan.

ARTI DRAMA
Arti pertama dari Drama adalah kualitas komunikasi, situasi, actiom (segala yang terlihat di pentas) yang menimbulkan perhatian, kehebatan (axciting), dan ketegangan pada para pendengar.
Arti kedua, menurut Moulton Drama adalah hidup yang dilukiskan dengan gerak (life presented in action).
Menurut Ferdinand Brunetierre : Drama haruslah melahirkan  kehendak dengan action.
Menurut Balthazar Vallhagen : Drama adalah kesenian melukiskan sifat dan sifat manusia dengan gerak.
Arti ketiga drama adalah cerita konflik manusia dalam bentuk dialog yang diproyeksikan pada pentas dengan menggunakan percakapan dan action dihadapan penonton (audience).

ARTI TEATER
Ada yang mengartikan sebagai “gedung pertunjukan”, ada yang mengartikan sebagai “panggung” (stage). Secara Etimologi (asal kata), Teater Adalah Gedung Pertunjukan (auditorium).
Dalam arti luas Teater adalah kisah hidup dah kehidupan manusia yang dipertunjukan di depan orang banyak. Misalnya Wayang Orang, Ludruk, Lenong, Reog, Sulapan.
Dalam arti sempit Teater adalah kisah hidup dan kehidupan manusia yang diceritakan dalam pentas, disaksikan oleh orang banyak, dengan media, gerak, percakapan dan laku, dengan atau tanpa dekor (layer); Didasarkan pada naskah yang tertulis (hasil seni sastra) dengan atau tanpa musik.


APA PERBEDAAN DRAMA DENGAN TEATER
Teater dan drama, memiliki arti yang sama, tapi berbeda uangkapannya.Teater berasal dari kata yunanikuno "theatron" yang secara harfiah berarti gedung/tempat pertunjukan. Dengan demikian maka kata teater selalu mengandung arti pertunjukan/tontonan. Drama juga dari kata yunanai 'dran' yang berarti berbuat, berlaku atau beracting. Drama cenderung memiliki pengertian ke seni sastra. Didalam seni sastra, drama setaraf denagn jenis puisi, prosa/esai. Drama juga berarti suatu kejadian atau peristiwa tentang manusia. Apalagi peristiwa atau cerita tentang manusia kemudian diangkat kesuatu pentas sebagai suatau bentuk pertunjukan maka menjadi suatu peristiwa Teater. Kesimpulan teater tercipta karena adanya drama


Read more

Expresi EMOSI


BERAKTING EMOSI
 Seorang aktor haruslah peka emosinya, setelah anda me mutuskan untuk menjadi seorang actor, sifat ” cuek ” atau sikap tidak perduli harus anda tinggalkan.
Mulai sekarang latihlah emosi anda setiap hari sehingga menjadi benar-benar peka. Bukankah kita akan memainkan berbagai macam emosi ?.
Cobalah rasakan apa yang dirasakan orang lain, misalnya ketika me lihat pengemis bagaimana kalau anda menjadi pengemis itu apa yang anda rasakan ?, atau anda melihat orang tua meninggal tertab rak bis kota, bagaimana kalau dia itu adalah orang tua anda ?
Emosi adalah inti dari acting, kalau anda berakting tanpa emosi anda akan seperti robot.
Read more

MALIN KUNDANG






CERITA ANAK: MALIN KUNDANG

Pada suatu waktu, hiduplah sebuah keluarga nelayan di pesisir pantai wilayah Sumatra. Keluarga tersebut terdiri dari ayah, ibu dan seorang anak laki-laki yang diberi nama Malin Kundang. Karena kondisi keuangan keluarga yang memprihatinkan, sang ayah memutuskan untuk mencari nafkah di negeri seberang dengan mengarungi lautan yang luas. Maka tinggallah si Malin dan ibunya di gubug mereka. Seminggu, dua minggu, sebulan, dua bulan bahkan sudah 1 tahun lebih lamanya, ayah Malin tidak juga kembali ke kampung halamannya. Sehingga ibunya harus menggantikan posisi ayah Malin untuk mencari nafkah. Malin termasuk anak yang cerdas tetapi sedikit nakal. Ia sering mengejar ayam dan memukulnya dengan sapu. Suatu hari ketika Malin sedang mengejar ayam, ia tersandung batu dan lengan kanannya luka terkena batu. Luka tersebut menjadi berbekas dilengannya dan tidak bisa hilang. Setelah beranjak dewasa, Malin Kundang merasa kasihan dengan ibunya yang banting tulang mencari nafkah untuk membesarkan dirinya. Ia berpikir untuk mencari nafkah di negeri seberang dengan harapan nantinya ketika kembali ke kampung halaman, ia sudah menjadi seorang yang kaya raya. Malin tertarik dengan ajakan seorang nakhoda kapal dagang yang dulunya miskin sekarang sudah menjadi seorang yang kaya raya. Malin kundang mengutarakan maksudnya kepada ibunya. Ibunya semula kurang setuju dengan maksud Malin Kundang, tetapi karena Malin terus mendesak, Ibu Malin Kundang akhirnya menyetujuinya walau dengan berat hati. Setelah mempersiapkan bekal dan perlengkapan secukupnya, Malin segera menuju ke dermaga dengan diantar oleh ibunya. "Anakku, jika engkau sudah berhasil dan menjadi orang yang berkecukupan, jangan kau lupa dengan ibumu dan kampung halamannu ini, nak", ujar Ibu Malin Kundang sambil berlinang air mata. Kapal yang dinaiki Malin semakin lama semakin jauh dengan diiringi lambaian tangan Ibu Malin Kundang. Selama berada di kapal, Malin Kundang banyak belajar tentang ilmu pelayaran pada anak buah kapal yang sudah berpengalaman. Di tengah perjalanan, tibatiba kapal yang dinaiki Malin Kundang di serang oleh bajak laut. Semua barang dagangan para pedagang yang berada di kapal dirampas oleh bajak laut. Bahkan sebagian besar awak kapal dan orang yang berada di kapal tersebut dibunuh oleh para bajak laut. Malin Kundang sangat beruntung dirinya tidak dibunuh oleh para bajak laut, karena ketika peristiwa itu terjadi, Malin segera bersembunyi di sebuah ruang kecil yang tertutup oleh kayu. Malin Kundang terkatung-katung ditengah laut, hingga akhirnya kapal yang ditumpanginya terdampar di sebuah pantai. Dengan sisa tenaga yang ada, Malin Kundang berjalan menuju ke desa yang terdekat dari pantai. Sesampainya di desa tersebut, Malin Kundang ditolong oleh masyarakat di desa tersebut setelah sebelumnya menceritakan kejadian yang menimpanya. Desa tempat Malin terdampar adalah desa yang sangat subur. Dengan keuletan dan kegigihannya dalam bekerja, Malin lama kelamaan berhasil menjadi seorang yang kaya raya. Ia memiliki banyak kapal dagang dengan anak buah yang jumlahnya lebih dari 100 orang. Setelah menjadi kaya raya, Malin Kundang mempersunting seorang gadis untuk menjadi istrinya. Berita Malin Kundang yang telah menjadi kaya raya dan telah menikah sampai juga kepada ibu Malin Kundang. Ibu Malin Kundang merasa bersyukur dan sangat gembira anaknya telah berhasil. Sejak saat itu, ibu Malin Kundang setiap hari pergi ke dermaga, menantikan anaknya yang mungkin pulang ke kampung halamannya. Setelah beberapa lama menikah, Malin dan istrinya melakukan pelayaran dengan kapal yang besar dan indah disertai anak buah kapal serta pengawalnya yang banyak. Ibu Malin Kundang yang setiap hari menunggui anaknya, melihat kapal yang sangat indah itu, masuk ke pelabuhan. Ia melihat ada dua orang yang sedang berdiri di atas geladak kapal. Ia yakin kalau yang sedang berdiri itu adalah anaknya Malin Kundang beserta istrinya. Malin Kundang pun turun dari kapal. Ia disambut oleh ibunya. Setelah cukup dekat, ibunya melihat belas luka dilengan kanan orang tersebut, semakin yakinlah ibunya bahwa yang ia dekati adalah Malin Kundang. "Malin Kundang, anakku, mengapa kau pergi begitu lama tanpa mengirimkan kabar?", katanya sambil memeluk Malin Kundang. Tapi apa yang terjadi kemudian? Malin Kundang segera melepaskan pelukan ibunya dan mendorongnya hingga terjatuh. "Wanita tak tahu diri, sembarangan saja mengaku sebagai ibuku", kata Malin Kundang pada ibunya. Malin Kundang pura-pura tidak mengenali ibunya, karena malu dengan ibunya yang sudah tua dan mengenakan baju compang-camping. "Wanita itu ibumu?", Tanya istri Malin Kundang. "Tidak, ia hanya seorang pengemis yang pura-pura mengaku sebagai ibuku agar mendapatkan harta ku", sahut Malin kepada istrinya. Mendengar pernyataan dan diperlakukan semena-mena oleh anaknya, ibu Malin Kundang sangat marah. Ia tidak menduga anaknya menjadi anak durhaka. Karena kemarahannya yang memuncak, ibu Malin menengadahkan tangannya sambil berkata "Oh Tuhan, kalau benar ia anakku, aku sumpahi dia menjadi sebuah batu". Tidak berapa lama kemudian angin bergemuruh kencang dan badai dahsyat datang menghancurkan kapal Malin Kundang. Setelah itu tubuh Malin Kundang perlahan menjadi kaku dan lama-kelamaan akhirnya berbentuk menjadi sebuah batu karang. HIKMAH: Sebagai seorang anak, jangan pernah melupakan semua jasa orangtua terutama kepada seorang Ibu yang telah mengandung dan membesarkan anaknya, apalagi jika sampai menjadi seorang anak yang durhaka. Durhaka kepada orangtua merupakan satu dosa besar yang nantinya akan ditanggung sendiri oleh anak.
Read more

Keterangan teater



Teater yang berarti "tempat untuk menonton"). Teater adalah istilah lain dari drama, tetapi dalam pengertian yang lebih luas, teater adalah proses pemilihan teks atau naskah, penafiran, penggarapan, penyajian atau pementasan dan proses pemahaman atau penikmatan dari public atau audience (bisa pembaca, pendengar, penonton, pengamat, kritikus atau peneliti). Proses penjadian drama ke teater disebut prose teater atau disingkat berteater. Teater bisa diartikan dengan dua cara yaitu dalam arti sempit dan dalam arti luas. Teater dalam arti sempit adalah sebagai drama (kisah hidup dan kehiudpan manusia yang diceritakan di atas pentas, disaksikan orang banyak dan didasarkan pada naskah yang tertulis). Dalam arti luas, teater adalah segala tontonan yang dipertunjukkan di depan orang banyak contohnya wayang orang, ketoprak, ludruk dan lain-lain.
Read more

NEVER GIVE UP



Di Suatu Sekolah, Sebelum jam pelajaran di mulai..
Setting : Lapangan Basket VSM
Lapangan Basket Sekolah di penuhi murid2 yang sedang bercakap – cakap, dengan segala macam aktivitas masing-masing yang mereka lakukan, Andre seorang anak laki-laki polos dengan gayanya yang santai dan memandang Aneh semua orang di sekolah ini, termasuk salah satu tim basket VSM yang begitu tenar di Sekolah...
                Namun Salah Satu dari tim Basket VSM itu, malah Mengerjain dan menjaili Andre. Sehingga teman – teman Andre tidak terima dan Menantang Tim Basket VSM.
*DANCE OPENING*
Bell Tanda Pelajaran Pun berbunyi.. J
Kiko sang kapten Basket VSM Pun Menghampiri Andre, dan memberi ancungan jempol.
Kiko                       : “Andre... ???”
Andre                   : “Ada apa lagi, Masih mau ngejailin Gue lo kaya temen2 lo tadi (Jawab Sinis)”
Kiko                       : “Wehh.. Santai dong Ndre, gue Cuma mau bilang tadi itu lo sama temen -  temen lo keren banget (Mengacungkan kedua jempol)”
Yosi                        : “kalo di bandingin sama lo juga masih kalah jauh tuh kita..”
Kiko                       : “Tapi Tadi tuh bener..... (Tidak melanjutkan Omongannya)”
Silvia, (Salah satu Siswi berprestasi di VSM) Lewat di Antara Percakapan Mereka di lapangan Basket. Dan membuat Kiko Terpukau dengan gadis itu.
Silvia                      : “Kalian blum Masuk Kelas, nanti telat pada di hukum loh (Dengan tumpukan buku di tangannya)”
Julia                       : “Ehh.. Sil gue ikut lo masuk kelas bareng yaa?”
Silvia                      : “(Merasa Risih dengan Tatapan Kiko) Hello... ada yang aneh sama diri lo?”
Andre                   : “WOYY... Ko ! (Menepuk pundak kiko)”
Kiko                       : “(Tersadar) West...! Haiii (Menyapa Silvia)”
Silvia                      : “(hanya tersenyum) Yaudah kita masuk kelas yuk, ntar kalo guru liat, di kira kita bolos pelajaran lagi”
Julia                       : “Yuk, kita ke kelas”
Sementara yang Lain pada masuk kelas, Kiko malah tetap berada di lapangan Basket masih dengan Lamunanya Sendiri dan Basket yang tak pernah lepas dari tangannya, Tidak lama kemudian kiko di kagetkan dengan kedatangan Silvia Yang sudah berada di depannya dengan tangan bertolak pinggang.
Kiko                       : “Ngapain?”
Silvia                      : “Karena Gue adalah Duta Kesiswaan di sekolah ini jadi gue gak suka ada murid yang bolos pelajaran”
Kiko                       : “Siapa Yang Bolos Pelajaran (Meledek Silvia)”
Silvia                      : “Kalau bukan Bolos, Lalu apa namanya kalo masih di sini saat bell pelajaran udah di mulai? (Bertanya Sinis)”
Kiko                       : “Gue kan udah biang tadi, kalo gue gak bolos pelajaran (menatap Silvia)”
Silvia                      : “(Mengeluarkan Note Kecil) Nama Lo Siapa? Dari kelas Apa?”
Kiko                       : “Ohh.. Jadi ini cara lo, biar bisa kenalan sama gue?”
Silvia                      : “(menatap Heran) Lo tuh kepedean banget sih, gue mau nyatet nama lo buat guru BP. Biar murid2 seperti lo ini bisa di benerin Otaknya”
Kiko                       : “Lo gak tau gue?? Satu sekolah tuh gak ada yang gak tau gue, jadi Aneh kalo lu gak tau gue.”
Silvia                      : “Mending Sekarang Cepetan Lo masuk kelas, jangan sampe gue laporin Guru BP (Mengancam)”
Bu’Sheira             : “Silviaa.. ada apa?, sehingga kamu masih ada di luar kelas saat jam pelajaran”
Silvia                      : “ini loh bu, Dia... mau bolos pelajaran,  aku dari tadi suruh dia masuk tapi dia tetep gak mau”
Bu’ Sheira            : “Ohh.. kiko ini udah ijin selama seminggu untuk tidak mengikuti pelajaran karena dia dan timnya harus berlatih untuk turnamen basket nanti, betul kan kiko?
Kiko                       : “Bener banget bu, saya malah di tuduh bolos pelajaran tuh”
Silvia                      : “(Menatap Kesal Kiko) kan kalo lo bilang dari tadi, gak akan ada salah paham gini!”
Kiko                       : “Gimana mau bilang, orang lo bawell banget (Meledek Silvia)”
Silvia                      : “Kalo gitu saya permisi masuk kelas dulu ya bu” (Keluar Stage)
Bu’ Sheira            : “Kiko.. jangan kamu sia-sia kan waktu latihan seminggu ini, kamu harus berikan hasil terbaik di turnamen nanti”
Kiko                       : “P A S T I ..Bu (Hormat Kepada bu’ Sheira)”
*Bu sheira keluar stage*
                Kiko dengan TIM Basketnya pun berlatih untuk turnamen tersebut, di tengah latihannya, fenny dkk (Anne & Devi ) menghampiri mereka.
Fenny                   : “Tumben banget kalian di ijinin untuk latihan di luar pelajaran?”
Bagas                    : “Lo sendiri, kok bisa ada di luar kelas saat pelajaran? (Balik Nanya)”
Anne                     : “Kita kan juga mau latihan untuk jadi cheerleader kalian nanti”
Qozy                      : “Apaaa !! CHEERS kita? *Kok bisa-bisanya bu’Sheira milih mereka sih (berbisik ke teman2’a)”
Devi                       : “HEH.. Kita denger loh (Sinis)”
Qozy                      : “ehmt.. emangnya tim basket itu harus pake cheer’s yaa?”
Fenny & Anne   : “Ya.. Ialah Qozyy.. (gaya centil)”
Fenny                   : “Biar gue aja yang lanjutin (Menutup mulut Anne) Tim basket tanpa Cheers itu kaya minum Kopi Tanpa Gula. Tau gak? Berarti rasanya PAHIT”
Dicky                     : “Apa Hubungannya Basket sama Kopi? (Berfikir)”
Anne                     : “Aduhhh Dicky, Pliss deh lo itu ganteng tapi jangan bloon dong. Itu tuh ada artinya kalo kalian main basket trus gak ada tim penyemangat kaya gita gini gimana bisa menang..”
Kiko                       : “Lo gak Mau Ngomong apa – apa (memandang … aneh)”
Devi                       : “(Menggeleng sambil menatap kiko)”
Yuda                      : “(Sedari Tadi asyik dengan basket dan earphone’a)”
Kiko                       : “Yaudah lah, mending kita pada latihan aja buat persiapan Turnamen nanti”
Qozy                      : “INGAT ! kalian harus tampilkan yang terbaik untuk tim basket sekolah kita”
Fenny                   : “Seharusnya gue yang ngomong gitu kale.. ”
Setting : Kelas
Saat Istirahat sedang berlangsung, Andre dkk Sedang Bercanda-canda di kelas sambil membicarakan Tentang turnamen2 minggu depan.
Andre                   : “Tari.. Denger2 Tim Basket sekolah kita nanti bakalan ada cheerleadernya loh”
Tari                         : “HAH.. beneran? Lo tau mana ndre?”
Andre                   : “Denger2 aja sih, tapi kayanya si Fenny dkk tuh yang bakal jadi Cheers nya”
Tari                         : “Gue mau banget ikutan nih, boleh gak yaa?”
Julia                       : “ya boleh lah .. kan mereka juga baru 3 orang masih kurang 2 orang lagi tau”
Tari                         : “Tapi gue malu buat bilang ke mereka”
Julia                       : “Ehh ehh noh orangnya masuk kelas kita”
Fenny                   : “hello every body, please listen to me…”
Semua Murid     : “(Terdiam melihat gaya fenny dkk)”
Devi                       : “Kok mereka Pada diem ngeliatin kita fen?”
Anne                     : “Lu diem aja dah …”
Fenny                   : “karena sebentar lagi sekolah kita akan mengadakan turnamen Basket, Jadi Gue di beri amanat  sama bu’Sheira, mencari 2 orang lagi untuk gabung di tim Cheer’s gue…”
Anne                     : “(Memotong ucapan Fenny) Tim Cheers Kita Fen..”
Fenny                   : “YAP KITA.. (Bete)”
Devi                       : “Kita gak punya Kriteria kok untuk gabung sama kita, yang penting orang itu berpenampilan menarik kaya kita gini.. hehehe”
Silvia                      : “Tari mau daftar nih..?”
Tari                         : “Silvia, gue malu tau”
Silvia                      : “Lo kan punya bakat tar, gak usah malu (memberi semangat)”
Andre                   : “Ia Tar.. kita semua percaya kok. Pasti lo itu bisa deh..”
Julia                       : “ayo cepet tar.. buruan daftar.. ”
Tari                         : “Gue mau daftar (berdiri dari tempat duduknya)”
Anne                     : “Gimana fen, lo gak mau liat dulu penampilan dia? (memandang aneh kearah Tari)”
Silvia                      : “Tadi kata kalian gak ada criteria untuk gabung di tim cheers, Tari ini berbakat banget”
Fenny                   : “Okee.. kita bisa liat nanti pas latihan”
*Para Tim Basket Masuk kelas*
Yuda                      : “Ada apa nee rame – rame?”
Anne                     : “ada anne disini. Heheh (malu-malu)”
Qozy                      : “ikh.. Takut ..”
Fenny                   : “Oke deh, ayo guys kita balik ke Aula. Oh ia Tari lu ikut kita yah..”
Andre & Julia     : “SEMANGAT TARI.. ”
Kiko                       : “(Menghampiri Silvia) Hei..”
Silvia                      : “Udah Selesai Latihannya? (Sedikit Meledek)”
Kiko                       : “HEHEHE.. Udah, jadi gue bisa ikut pelajaran kan?? (Senyum meledek)”
Silvia                      : “Lo tuh suka banget bikin gue malu di depan bu’Sheira yaah.. (Gereget)”
Kiko                       : “Sorry deh.. Abis tadi tuh lo kaya Nyokap gue aja, Tiba2 dateng trus marah-marah gara2 gue bolos pelajaran. Padahal kan enggak hahaha”
Silvia                      : “Reseeeee lo (Mendorong Kiko)”
Dari jauh Yuda dkk melihat perbincangan kiko dan Silvia.
Qozy                      : “wey wey.. Liat deh tuh si Kiko sama Silvia, Asyik berdua gitu diaa..”
Dicky                     : “Cieeee, Patut untuk di cengin neh yud”
Yuda                      : “Sil.. Jangan mau ama Kiko, Orangnya jarang Mandi tau… (Berteriak)”
Bagas                    : “Sil.. Jangan mau ama Kiko, Ceweknya Banyak..”
Qozy                      : “Sil.. Jangan mau ama Kiko, Orangnya Suka Ngupil..”
Dicky                     : “Sil.. Jangan mau sama Kiko, Orang ngampang masuk angin.. #Loh”
Yuda                      : “hahaha.. doyan kentut dong”
Yuda, dkk            : “hahahahahahahaha (Tertawa Meledek)”
Kiko                       : “Weyyyy.. pada ngaco nih lo semua, Bohong ! gue gak kaya yang mereka bilang kok Sil”
Silvia                      : “Truss Kenapa?”
Kiko                       : “(salah tingkah) ehmt.. gak papa sih”
Andre                   : “hahahaha.. Ketauan lo, salting kan? Suka yah lo sama Silvia.. Hayo ngaku lo Ngaku..”
*Bagas & Yuda menjaili Andre*
Julia                       : “Cieeee..”
Silvia                      : “Apaan sih kalian berdua, (menyenggol Andre) Mending kita liat Tari Latihan Yuk”
Julia                       : “Ikh.. Silvia Kalo Salting suka ngajakin kabur-kaburan neh..”
Andre                   : “ciee Salting Cieee.. ”
Silvia                      : “Ayook Cepet (Tertawa Kecil)”
*Silvia, Andre & Julia Keluar Kelas*
Yuda                      : “Bro, Salting tuh dia, Jago juga loh…”
Kiko                       : “wah.. Pada jail lu, gak bisa banget sih kayanya liat gue enjoy dikit ..
Bagas                    : “Bro.. lo terarik sama dia? Sikat bro keburu punya pangeran dia..”
Kiko                       : “Santai Sob.. Kan pangerannya lagi di sini heheh (kepedean)”
Dicky                     : “Punya Putri kaya silvia.. ! (Mengkhayal) Mauuuu Banget guee”
Qozy                      : “Sabar dik.. nanti Cinderella lo juga akan tiba pada waktunya”
Yuda                      : “ahahahaha Bahasa lo qoz.. udah kaya penjaga loket kereta *Kereta yang anda tunggu akan tiba pada waktunya* (Menirukan gaya penjaga loket kereta)”
Kiko & dkk           : “(tertawa bersama) hahahahahaha :D”
Qozy                      : “salah mulu dah gue, kan gue ingin melestrikan budaya sastra di Negara Kita ini INDONESIA.. (menirukan gaya para pejuang) Heiii kawan kawan ku yang budiaman. Kalo bukan kita para Kaum muda siapa lagi yang akan melestarikannya (Menenggakkan dagu ke atas)”
Kiko                       : “hahahahaha... banyak omong lu! (menepuk2 perut Qozy) mending Kita kekantin yuk, keburu bel istirahatnya selesai ”
Bagas                    : “Ayoooo Qoz.. lu gak mau kan kehabisan bakso pade (merangkul Qozy)”
Kiko dkk pun pergi ke kantin

BABAK II
Setting : Di Aula Sekolah
Fenny                   : “Okey Guys.. Kita harus menciptakan Tarian Terbaik Kita untuk para pangeran pangeran Basket kita nanti”
Anne                     : “Pake Lagu apa yah Fen Yang Enak”
Devi                       : “(Sibuk Mengikat Tali Sepatunya) Lagu ... Aja (Tiba-tiba Memberi Ide)”
Fenny                   : “’Aduh.. Pliss Deh Dev, ini tuh buat Cherr’s bukan Buat Balet.. Ngasih Ide kok Lagu yang Melow (Geleng-geleng kepala)”
Tari                         : “(datang tergesa-gesa) Sorry Gue Telat..”
Anne                     : “Hari pertama Latihan Kok udah telat sih? (sinis)”
Tari                         : “Sorry tadi gue.. abisss ke per..”
Fenny                   : “Udahlah Gak usah dibahas (Memotong omongan Tari) Gak penting juga kan”
Devi                       : “Jadi kita kapan nee mulai latihannya??”
Fenny                   : “Aduhh.. lama-lama gue sebel deh dev sama lo, bisanya Cuma ngomong aja.. kasih ide kek, saran gitu, atau apa pun itu.. jangan Cuma mikir enaknya aja dong dev (kesal >:0)”
Devi                       : “Tadi gue kasih saran, tapi lo gak pernah setuju sama ide gue”
Fenny                   : “Gimana mau setuju, kalo ide lo itu gak bermutu !”
Anne                     : “sabar Fen. Jangan marah marah terus dong? (mengelus – ngelus tangan Fenny)”
Fenny                   : “Bete gue, gak mood latihan.. *CABUT! (Pergi Keluar Aula)”
Anne                     : “Ehh mau kemana fen, gue ikut. (Mengikuti Fenny dari Belakang) – (Balik Lagi ke Aula) Ini Semua gara-gara Ide lo yang gak jelas itu kan! Huh (Balik badan mengibaskan Rambut)”
Devi                       : “Lagi lagi salah gue, gue lagi, gue lagi.. Mereka tuh banyak omong tapi gak bisa mikir, paling pinter kalo nyari2 kesalahan orang ! (Kesal)”
Tari                         : “Sorry Dev, Gue bukanya mau ikut campur, tapi... boleh gue tau gak apa masalahnya. Kok fenny sampe kesel banget gitu sih..”
Devi                       : “Coba deh kalo lo di posisi gue tar, tadi si fenny nanya mau pake lagu apa? Gue jawab lagu .... eh dia malah bilang melow padahal dia belom dengerin apa maksud gue milih lagu itu”
Tari                         : “Emangnya apa maksudnya?”
Devi                       : “Jadi maksud gue tuh tar, ini lagu buat pemanasan dulu sebelum masuk ke gerakan inti nanti. Gue mau tim cheer’s ini beda sama yang lain. Kan belom ada tuh lagu yang di pake buat pemanasan kaya ide gue tadi”
Tari                         : “Oh iaa tuh bagus juga ide lo, gue juga belum pernah denger ada lagu untuk pemanasan gitu”
Devi                       : “Tapi sayang.. yang setuju sama gue cuma lo doang (Kurang Bersemangat)”
Tari                         : “Hey.. mereka kan belum denger apa tujuan lo milih lagu itu, jadi belum berarti mereka gak setuju dong?”
Devi                       : “Lo tadi gak denger, si fenny udah gak mood banget, gimana kalo gue jelasin.. mungkin dia bakal gosok muka gue ..”
Tari                         : “Lo gak boleh patah semangat gitu dong, kan lo belum nyoba? Nanti gue bantuin ngomong deh ke mereka.. (Tersenyum)”
Devi                       : “Bener lo bantu gue?”
Tari                         : “Iyaap, JANJI J
Yosie, Syifa & Bagas tidak sengaja melewati Aula, melihat ada devi dan Tari, mereka pun menghampirinya
Yosie                     : “Kalian ngapain di Aula?”
Syifa                      : “Lo kok ada tari bersama Devi, ada apa?”
Yosie                     : “Dimana ada Devi pasti ada si Ratu vampir itu deh.. (mencari-cari) tapi kok kayanya...??”
Devi                       : “Dia gak ada kok?”
Tari                         : “Ratu Vampir Siapa?”
Syifa                      : “Siapa lagi kalo bukan.. Fenny & Anne”
Tari                         : “Kita mau latihan Cherr’s tapi tadi fennynya lagi gak mood gitu, yah.. jadinya di tunda dulu deh..”
Syifa                      : “Oh kalian mau latihan! Boleh gak kita ikutan dikit2 gitu iyah gak yos..”
Yosie                     : “Iyaaa.. Gue ada nee Video beberapa gerakan Cheer’s mau coba gak?”
Bagas                    : “(Tiba-tiba masuk Ruangan Aula) Wesstt.. yos boleh juga tuh gerakan lo, diem2 jago ngedance juga toh”
Yosie                     : “Kenapa mau ngeledek gue! Mau bilang gue apa lagi?? Ayoh cepet! Udah kebal gue ama omongan lo”
Bagas                    : “enggak! Lo jangan neting dulu dong? Gue mau bilang keren kok.. gak ada cowo pede kaya lo buat ngajarin anak cherr’s lo hebat! (mengacungkan jempol)”
Syifa                      : “Kemana aja Hati lo baru ngeliat sekarang! (sinis, membela Yosie)”
Bagas                    : “Hati gue, di curi lo terus sih makanya baru bisa ke buka”
Syifa                      : “Apaan Lo? Ngaco! (Mendorong Pundak Bagas)”
Bagas                    : “(Menangkap Tangan Syifa)”
Syifa                      : “WEYY.. pegang pegang lagi, lepasin (menarik tanganya)”
Bagas                    : “Galak amat sih lo jadi cewek”
Yosie                     : “Lo suka sama Syifa yah... (meledek Bagas)”
Bagas                    : “Eh eh.. ntar pas gladi resik lo semua pada nonton kita latihan yah, biar semangatnya Full”
Tari                         : “cieeeeeeee... Biar bisa liat Syifa yah”
Bagas                    : “Apa sih (Salting) Jangan pada lupa besok sore yah pada dateng di lapangan basket. lo yang gue tunggu (membisikan ke telinga Syifa)”
*Bagas pergi meninggalkan Aula*
Devi                       : “Ciee di bisikin apa tuh sama Bagas (menyenggol Pundak Syifa)”
Syifa                      : “(tersenyum malu-malu)”
Yosie                     : “Kasih tau kita gak, kalo engga gue kelitikin loh”
Tari                         : “ayohh kasih tau kita, (ngelitikin Syifa)”
Syifa                      : “Apaan sih lo semua (lari)”
*Yosie, Tari dan Devi mengejar syifa dari belakang*
Setting :  Lapangan Basket
Saat Murid2 sedang asik dengan segala macam kegiatannya, termasuk Silvia dkk. Bu sheira datang menghampiri Silvia.
Bu’ Sheira            : “Silvia.. Bisa ibu ngomong sebentar”
Silvia                      : “iya bu.. (Menghampiri bu’sheira)”
Bu’ Sheira            : “Ibu lihat akhir-akhir ini anak2 basket latihannya sangat tidak teratur dan berantakan”
Silvia                      : “(Bingung) Lalu apa hubungannya dengan saya bu”
Bu’Sheira             : “oh tidak ada kok, ibu Cuma mau minta tolong kamu untuk me’manage waktu latihan mereka. Bisa kan??”
Silvia                      : “Loh kenapa saya bu? Saya gak enak kalau harus mengatur mereka”
Bu’Sheira             : “Nanti akan ibu jelaskan ke mereka, Karena bagaimana pun tim basket harus ada manegernya untuk mengatur waktu latihan aja supaya mereka bias menghargai waktu latihan mereka sil.. Ibu mohon yaaa J
Silvia                      : “Baik, nanti saya usahakan bu”
Bu’Sheira             : “Heii Kalian…  (Memanggil anak2 Basket)”
Kiko                       : “Kita bu, (Menghampiri Bu’Sheira) Ada apa bu?”
Bagas                    : “Hai Sil..”
Yuda                      : “(Mengusap Wajah Bagas)”
Bu’Sheira             : “Mulai hari ini, Silvia akan mengatur jadwal latihan kalian..”
Bagas                    : “Maksud ibu Silvia Jadi Maneger kita gitu bu?”
Bu’ Sheira            : “Betul .. jadi kalian harus on time sama waktu yang udah di atur oleh Silvia”
Yuda                      : “Harus Pake maneger bu…?”
Bu’Sheira             : “ini juga untuk kebaikan kalian.., yasudah ibu ke kantor dulu”
Dicky                     : “Emang latihan kita gak teratur ya, ampe di kasih bodyguard gini”
Silvia                      : “Jadi kalian latihan setiap hari apa aja?”
Kiko                       : “Lo tuh suka banget to do point sih..! basa basi dulu ngapa?”
Silvia                      : “Pantes aja, latihan kalian berantakan keseringan basa basi sih”
Yuda                      : “Santai dong. Jangan buru-buru latihannya”
Silvia                      : “Bukannya Beberapa hari lagi turnamen kalian, yah gak bias santai santai terus dong!”
Qozy                      : “Wihhh maneger kita galak loh..”
Silvia                      : “Reseeee… ! (menyenggol bahu Qozy) Pulang Sekolah Kita latihan, Inget On time!”
Kiko                       : “Siap bu maneger! (Hormat) Kita pamit masuk kelas dulu yah”
Kiko dkk meninggalkan Silvia di lapangan Basket, Yosie dkk Masih Mengejar Syifa sampe lapangan Basket kemudian menghampiri Silvia yang sedang sendirian.
Yosie                     : “Heii Sil, Ngapain? Aduh Capee gue.. (ngosh-ngosshan)”
Silvia                      : “gak ngapa-ngapain gue, eh gimana tar latihan Cheer’snya?”
Tari                         : “Masih biasa aja, iya kan dev?”
Devi                       : “Iyap.. (Mengangguk-angguk)”
*Andre menghampiri teman-temannya
Andre                   : “Eh pada ngapain disini? Ikutan dong..”
Yosie                     : “yeah.. ikutan, emangnya kita lagi main taplak gunung apa?”
Devi                       : “Tau nih Andre”
Tari                         : “Kelitikin-kelitikin Andre hahaha”
Andre                   : “(Lari) hahah Jangan dong nanti gue kebelet pipis”
Silvia                      : “Hahahaha Andre mukanya merah tuh”
(DANCE TOGETHER)
Bell tanda masuk pelajaran pun berbunyi, murid-murid masuk ke kelas masing-masing. Tidak dengan devi dan Tari yang tetap berada di lapangan Basket karena bingung haru latihan atau masuk ke kelas mengikuti pelajaran. Tiba-tiba fenny dan Anne menghampiri ke dua temannya itu dengan kesal.
Fenny                   : “Oh.. jadi kalian berdua punya acara sendiri yah”
Devi                       : “Maksud Lo apa sih fen, dating dating marah trus sinisin kita gini?!”
Fenny                   : “Heh udah berani yah lo semenjak bergaul ama temen2’a si Tari”
Tari                         : “Apaan sih kok bawa2 teman gue (Bingung)”
Fenny                   : “Kalian Bukannya Mikir gimana nasib Cherrs kita eh malah asyik asyikan berdua, tadi gue liat pake mata kepala sendiri”
Devi                       : “Oh.. dari tadi lo mata matain kita (Melipat tangan)”
Anne                     : “Lo tuh gak tau diri banget sih dev, penghianat tau gak! Seru seruan tanpa mikirin nasib cherr’s kita”
Devi                       : “heh.. kalo ngomong tuh di pikir ! lo berdua kemana ninggalin kita di aula, dan gue Tanya mana hasil ide lo untuk cherr’s kita.. gue ngasih ide lo tolak dan lo hina2, sekarang cob ague mau tau gimana ide lo berdua yang brilyan itu..”
Fenny                   : “heh.. ! (menunjuk pundak Devi) maksud lo gue gak mikirin tim cherr’s kita gitu, gue juga…….”
Devi                       : “Chrees kita! (memotong omongan Fenny) chree’s lo berdua kali, gue keluar dan gak mau sangkut paut lagi ama lo berdua (Pergi)”
Anne                     : “Fine! Kita juga gak butuh lo, pergi sono lo kita juga bias bertiga”
Tari                         : “Ups.. sorry, gue gak bisa nerusin ini. Gue cabut (menyusul Devi)”
Fenny                   : “Dasar pada gak tau diri banget sih  tuh orang”
Anne                     : “Jadi Sebenernya lo puny aide apa sih fen buat chree’s nanti, gue mau tau dong”
Fenny                   : “gak akan ada chree’s saat turnamen nanti. Argghhhh …(pergi)”
Anne                     : “Eh.. mau kemana? Gue ikut (menyusul)”
Jam Sekolah pun berakhir, waktunya bagi Silvia menjalankan Tugasnya sebagai maneger baru di Tim Basket.
Silvia                      : “Mana sih tuh anak anak Basket. Gak on time banget! (ngedumel sendiri di lapangan Basket)”
Kiko                       : “heii Sil.. (Berteriak dari jauh menghampiri Silvia)”
Silvia                      : “(mendengus kesal) telat 20 menit”
Dicky                     : “Aelah Sil.. santai kali”
Bagas                    : “ia sil, kita kan nongkrong2 dulu sama temen-temen”
Yuda                      : “Gue juga tadi mules sil, maaf yaa”
Qozy                      : “Kalo Gue tadi Makan dulu sil, heheh”
Kiko                       : “Emang lo dari kapan disini? Kayanya udah bête banget?”
Silvia                      : “gak usah pake laporan, mulai aja latihannya..”
Kiko dkk               : “(Diem memandang Silvia)”
Silvia                      : “Ayooo Mulai! (Melemparkan Bola Basket ke Kiko)”
*Kiko dkk mengambil Posisi Latihan*
Bagas                    : “(Ngosh-ngoshan) Sil tolong Minum gue dong”
Silvia                      : “(Melemparkan Botol Minum Bagas) nih”
Kiko                       : “(Menghampiri Silvia) Sil.. kenapa kok lo mau jadi maneger kita?”
Silvia                      : “Gue gak bisa nolak kalo bu’Sheira yang Minta”
Kiko                       : “Oh jadi lo anak kesayangannya Bu’Sheira nih.. (menenguk air minum)”
Silvia                      : “(Mengangkat Bahu)”
Yuda                      : “kesono yuk (mengajak teman2’a)”
Bagas                    : “udah ya Sil latihannya. Capek nih”
Silvia                      : “Gimana sih, payah banget masa Cuma sekali doing? Padahal turnamen kalian itu tinggal 3 hari lagi loh..”
Bagas                    : “iya gue tau, tapi kita jangan di porsir gini dong latihannya”
Silvia                      : “Oke besok kita mulai lagi jam 8 pagi, INGET! On Time. Gue balik duluan yah (pergi)”
Kiko                       : “gue anter Sil (Ingin Menyusul)”
Bagas                    : “Wey.. santai dong man, sini dulu aja kaliii”
Yuda                      : “Tau nih.. buru buru aja”
Kiko                       : “Kan lo sendiri yang bilang, keburu ada yang punya dia”
Qozy                      : “Hahahah tapi ini saatnya pentingkan turnamen ko”
Kiko                       : “hahaha.. pastilah, serius amat lo nanggepinnya qoz ”
Bagas                    : “yaudah gue balik duluan yah (pergi)”
Kiko                       : “Ngomong doang lo, ujung2’a lo duluan yang balik huh”

BABAK III
Keesokan Harinya, sesuai jadwal latihan yang sedah di tetapkan. Lagi lagi Silvia dating on time dan anak2 Basket pada ngaret. Silvia Kesal karena anak anak basket tidak ada yang menghargai waktu latihan. Ditengah lapangan Andre dkk Melihat Silvia dan menghampirinya.
Andre                   : “Silvia tuh..”
Julia                       : “ia, ngapain di lapangan pagi-pagi gini yah”
Tari                         : “Mending kita samperin” (menghampiri Silvia)
Andre                   : “Ngapain Sil?”
Silvia                      : “Nunggu anak2 Basket (Kesal)”
Julia                       : “Kok pagi-pagi mukanya udah bete”
Silvia                      : “Mereka latihan gak pernah on time, gue sebel padahal turnamen itu udah tinggal lusa. Kalo bukan karena bu’sheira yang nyuruh gue, gak mau deh gue manege mereka (Menghentakan kaki)”
Tari                         : “Sabar Sil (Mengelus Pundak Silvia)”
Andre                   : “Noh si Kiko datang, tapi yang lain mana yah? Kok dia sendiri doang”
Kiko                       : “gue bingung harus bilang apa (menunduk) pasti lo udah bête dan kesal banget kan sama gue. Karena gue telat hampir setengah jam”
Silvia                      : “yap, Alesannya?
Kiko                       : “Macet sil, beneran gue gak bohong sama lo”
Silvia                      : “Temen-temen yang lain mana? Gue gak tau harus gimana lagi ko”
Kiko                       : “sambil Nunggu, gue latihan dulu deh (mengambil Basket di tangan Silvia)”
Tari                         : “Sil, kita duluan ke kelas ya”
Diky &  Qozy       : “Woy... ko, sendirian aja lo?”
Silvia                      : “Bagas mana?  Yuda juga mana?(menghampiri mereka)”
Diky                       : “Yeahhh mana gue tau, emang gue emaknya.. ”
Bagas                    : “(tiba-tiba datang) wehh wehh.. (ngosh-ngoshan)”
Silvia                      : “kemana aja, jam segini baru datang.. telat 2 jam!”
Bagas                    : “heh.. slow dong lo, sok banget ngatur sih lo. Inget lo itu Cuma manegerin kita doang tapi gaya lo tuh udah ngelebihin pelatih tau gak? (kesal)”
Silvia                      : “Heh.. kalo emang lo gak suka, bilang dari awal jadi gue gak bakal nerima tawaran bu sheira”
Bagas                    : “dasar lo aja yang mau carmuk sama bu’sheira makanya lo mau manegerin kita. Dasar emang penting banget yaa status murid teladan melekat di diri lo”
Silvia                      : “ikh... gak ada hubungannya sama itu. Gue.. udah lah gue cabut dan angkat tangan sama lo semua.. (pergi meninggalkan kiko dkk)”
Yuda                      : “kenapa dia???”
Kiko                       : “gak usah banyak nanya deh, mending sekarang kita pada mikir gmna nasib turnamen besok (pergi meninggalkan teman2’a)”
Qozy                      : “Mau mikir kemana lo, jadi bingung gue (garuk2 kepala)”
Dicky                     : “lo pada ngaretnya gak kira-kira sih, kalo kaya gini gima coba turnamen tinggal besok man. Lo masih aja pada nyantai - nyantai”
Bagas                    : “weyyy… bagus juga tuh omongan lo, emangnya tadi lo gak ngaret apa. Ngaca dong sob? (menepuk pundak dicky)”
Dicky                     : “(menghentak Bagas) heh gas…”
Yuda                      : “Udahlah.. jangan maen salah salahan, disini kita semua tuh emang keseringan ngaret jadi gak usah mau menang sendiri deh. Gue juga sadar diri kok, tapi kalo emang lo mau ribut2 sekarang gimana besok. Mending sekarang kita sama2 redamin emosi kita aja deh..”
Qozy                      : “Setuju bro, masa Cuma gara2 ngaret latihan kita selama ini sia2 gitu aja”
Bagas                    : “terserah lo aja deh (pergi)”
Dicky                     : “Liat tuh, temen lo yang satu itu keras kepala banget (kesal)”
Qozy                      : “Teman Kita dik, sabar (mengelus pundak diky)”
Keesokan harinya, tiba dimana turnamen dimulai, bagaimana nasib para pemain basket, apakah masih melanjutkan turnamen tersebut??
Kiko                       : “(melamun)”
Silvia                      : “kenapa?”
Kiko                       : “Tim gue hancur, gue juga gak tau mereka dating atau engga hari ini”
Silvia                      : “Yah pasti dating lah, ini kan hari turnamen kalian masa mereka menyia-nyiakan gitu aja latihan kalian selama ini”
Kiko                       : “Gue gak semangat, gimana mereka”
Silvia                      : “Payah banget sih lo, menyerah gitu aja. Lo gak nyesel apa latihan selama ini tapi akhirnya kasal sebelum bertarung :p”
Kiko                       : “Hey.. lo nantangin gue. Seenaknya bilang gue gitu”
Silvia                      : “Kalo bukan itu trus apa namanya (meledek kiko lalu pergi meninggalkan dia)”
Kiko                       : “Hey… (tersenyum sendiri)”
Yuda                      : “(tiba-tiba datang dkk)woy.. senyum-senyum sendiri (menepuk pundak kiko)”
Kiko                       : “Lo.. (bingung)”
Bagas                    : “gue siap buat turnamen bro”
Qozy & dicky      : “gue juga”
Yuda                      : “Gue enggak akh, soalnya kaptennya masih badmood (meledek)”
Kiko                       : “hahahaha.. gila yah lo semua.”
KKK                        : “hahahaha (tertawa bersama)”
Kiko                       : “siap untuk bertanding!!”
Bagas                    : “SIAP!”
(yel yel) pertandingan pun dimulai J
Read more